Sebelum tindakan anestesi dan operasi biasanya pasien tidak diperbolehkan makan ataupun minum oleh dokter atau tenaga kesehatan dalam jangka waktu tertentu.
Mengutip dari laman Yankes Kementerian Kesehatan, lama puasa dipertimbangkan berdasarkan jenis operasi, jenis pembiusan, usia dan jadwal pelaksanaan operasi.
Berikut beberapa alasan pentingnya persiapan puasa sebelum tindakan anestesi dan pembedahan:
Mencegah mual muntah
Sebagian besar pasien dengan pembiusan akan mengalami mual muntah sebagai efek samping dari penggunaan obat dan agen anestesi. Pengosongan lambung menjadi faktor penting yang dapat mengurangi kejadian muntah dan komplikasi yang mungkin terjadi.
Mencegah tersedak (aspirasi)
Ketika terjadi muntah pada pasien dalam pengaruh anestesi memungkinkan produksi muntahan masuk ke saluran nafas sehingga pasien tersedak dan mengalami kesulitan nafas. Puasa akan mengurangi jumlah materi dalam lambung sehingga ketika terjadi muntah risiko tersedak lebih kecil.
Pengendalian risiko infeksi
Pada operasi yang melibatkan sistem pencernaan, mengonsumsi makanan sebelum operasi dapat menghalangi penglihatan ahli bedah sehingga mempersulit operasi. Selain itu, makanan yang belum sepenuhnya tercerna dapat memberikan kontaminasi pada daerah operasi sehingga meningkatkan risiko infeksi daerah operasi.
Berdasarkan uraian diatas persiapan puasa sebelum tindakan anestesi dan pembedahan terjadwal merupakan persiapan yang krusial dilakukan untuk kenyamanan pasien serta pencegahan komplikasi yang tidak diinginkan selama dan setelah tindakan operasi.
Namun demikian pada kondisi-kondisi operasi darurat persiapan puasa sukar dilakukan sehingga pasien yang tidak cukup waktu puasa tetap dapat dilakukan pembedahan dengan pengawasan khusus.
Peran lingkungan dan keluarga diperlukan untuk memotivasi pasien mematuhi instruksi puasa sebelum tindakan anestesi.