Gresik – Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyebutkan, pembangunan pabrik Soda Ash milik Petrokimia Gresik, sebentar lagi akan digarap. Nilai investasi dari pembangunan diperkirakan mencapai Rp 5 Triliun. Rencananya, dalam tiga tahun pabrik sudah mulai beroperasi.
“Masa pembangunan tiga tahun, kalau bisa lebih cepat. Kita ingin BUMN mengoptimalkan potensi untuk dimanfaatkan menjadi nilai ekonomi tambahan. Nanti hasilnya kembali ke rakyat, melalui pembangunan infastruktur,” katanya, Jum’at (10/9/2021).
Lebih lanjut, Bahlil menuturkan, keberadaan pabrik ini sangat penting dan menjadi terobosan transformatif dalam mendukung kemajuan industri kimia nasional. Ditambah, selama ini kebutuhan bahan pokok, di Indonesia masih disuplai dari laur negeri.
“Selama ini kuota bahan baku masih impor, per tahun berjumlah 1 juta ton. Oleh karena itu, kami berkomitmen, akan mengawal, baik proses perizianan maupun investasi lainnya,” terangnya.
Sementara itu, Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo mengatakan, pabrik yang rencananya mulai beroperasi pada tahun 2024, akan dibangun di atas lahan seluas 20 hektar. Lahan tersebut tepatnya di kawasan Pabrik Petrokimia Gresik.
“Soda Ash merupakan bahan baku berbagai produk yang banyak kita temui sehari-hari, seperti sabun, deterjen, kertas, tekstil, keramik, gelas, kaca beserta turunannya dan lain sebagainya. Untuk itu, kebutuhan Soda Ash di Indonesia sangat tinggi,” bebernya.
Menurutnya, pembangunan pabrik menjadi peluang besar bagi Petrokimia Gresik, untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik. Tidak menutup kemungkinan juga dapat melayani kebutuhan pasar global.
“Soda Ash yang diproduksi Petrokimia Gresik lebih ramah lingkungan karena menggunakan bahan baku CO2 yang berasal dari proses reaksi kimia dalam pembuatan pupuk Urea, bukan berasal dari pembakaran (combustion) bahan bakar fosil,” tandas Dwi Satriyo.
Sumber :