GRESIK – Setelah sukses menjadi perkotaan, program bank sampah di Kabupaten Gresik, Jawa Timur meluas ke desa-desa. Mereka mulai sadar pemilahan sampah bisa menghasilkan uang.
Seperti yang terjadi di Desa Betoyokauman, Kecamatan Manyar yang menjadi pelopor terbentuknya bank sampah di lingkup desa.
Dalam pengelolaan bank sampah ini melalui tahap 3R terdiri dari Reuse, Reduce, dan Recycle. Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya.
Kemudian, Reduce berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah. Dan Recycle berarti mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat.
Meski baru diresmikan, pegelola Bank Sampah Singo Yudo mengajak warga sadar akan kebersihan lingkungan sekitar dengan memilah sampah.
Forum Gresik Kabupaten Sehat, Ashimatul Wardah mengungkapkan jika bank sampah merupakan salah satu implememtasi Perda nomor 5 tahun 2017 tentang pngelolaan sampah.
Dia pun mengapresiasi diresmikannya Bank Sampah Singo Yudo di Desa Betoyokauman. “Masing-masing desa harus mampu mengelola sampahnya. Melalui bank sampah, bisa mengubah sampah jadi uang,” katanya.
Melalui bank sampah ini, ungkap Wardah, para ibu-ibu bisa menabung dan menghasilkan uang melalui sampah. Hal itu sudah diimplementasikan di bank sampah yang ada di perkotaan.
Namun untuk bisa dijual kembali, sampah harus dipilah misalnya sampah plastik bisa dibuat kerajinan, kemudian sampah basah bisa diolah kembali jadi pupuk kompos.
“Diharapkan dapat berkembang dan hasil dari uang ya dapat digunakan untuk pembayaran Hippam, listrik sehingga tidak mengambil uang belanja,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi II DPRD Gresik M Syahrul Munir mengapresiasi langkah pihak desa yang membuat unit usaha yang bisa membuat warga peduli lingkungan.