Karmin adalah pewarna merah alami yang berasal dari ekstrak serangga cochineal. Serangga ini hidup di kaktus pir berduri di Amerika Tengah dan Selatan.
Untuk menghasilkan karmin, serangga cochineal dipanen dan dikeringkan, kemudian diekstrak untuk menghasilkan asam karminat. Asam karminat kemudian diubah menjadi karmin dengan cara dicampur dengan aluminium hidroksida.
Karmin memiliki warna merah cerah yang tahan lama dan tidak mudah pudar. Oleh karena itu, karmin sering digunakan sebagai pewarna makanan, minuman, kosmetik, dan obat-obatan.
Kegunaan karmin
Karmin memiliki berbagai kegunaan, antara lain:
- Sebagai pewarna makanan, karmin sering digunakan untuk memberi warna merah pada produk-produk makanan, seperti permen, yogurt, es krim, dan minuman ringan.
- Sebagai pewarna kosmetik, karmin sering digunakan untuk memberi warna merah pada lipstik, blush on, dan eyeshadow.
- Sebagai pewarna obat-obatan, karmin sering digunakan untuk memberi warna merah pada obat-obatan oral, seperti tablet dan kapsul.
Keamanan karmin
Karmin secara umum aman untuk dikonsumsi. Namun, ada beberapa orang yang mungkin alergi terhadap karmin. Gejala alergi karmin dapat berupa ruam, gatal-gatal, dan pembengkakan.
Di Indonesia, karmin telah mendapatkan izin untuk digunakan sebagai pewarna makanan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Kode karmin
Karmin memiliki kode pewarna makanan E120. Karmin juga memiliki kode pewarna tekstil CI 75470.
Kesimpulan
Karmin adalah pewarna merah alami yang berasal dari ekstrak serangga cochineal. Karmin memiliki berbagai kegunaan, antara lain sebagai pewarna makanan, kosmetik, dan obat-obatan. Karmin secara umum aman untuk dikonsumsi, namun ada beberapa orang yang mungkin alergi terhadap karmin.