KRPH PANCENG, Bapak Edi Purwono (mantri) beserta kepala desa Surowiti, bapak HM. Shonhaji S.Sos, turut hadir pula tokoh masyarakat dan pemuda karang taruna dari desa sekitar. Setiap malam Tahun Baru Islam, melaksanakan kegiatan rutin berkumpul di puncak bukit Surowiti yang terletak di dusun Surowiti, Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik.
Acara dipimpin oleh bapak kepala desa Surowiti, diisi dengan mengkaji kitab, yang kitab itu di tulis dengan abjad Hijaiyah tapi menggunakan bahasa Jawa.
Isi kitab tersebut berupa ajaran dan wejangan dari Sunan kalijogo. Di dunia dilambangkan dengan 3 bejana yg berisi bunga.
Bejana pertama berisi bunga mawar (werno-werno) mengandung arti kehidupan itu beranekaragam. Bejana kedua berisi bunga kenanga/kenongo. (Keno ngene – keno ngono) yg berarti bahwa hidup di beri kebebasan dalam banyak pilihan.
Bejana yang ketiga bunga kantil (ngintil) mengandung arti semua perbuatan akan kembali ke pelakunya dan akan dimintai pertanggung jawaban di hadapan Sang Pencipta.” Kata bapak HM. Shonhaji S.Sos. Dalam kajian nya.
Di hadiri pula oleh ibu Sri Kurniasih sebagai anggota L.P.A. Tuban , beliau juga istri dari bapak Edi Purwono.
“Banjir, kekeringan, polusi udara, bahkan hilangnya tempat pendidikan tentang hutan beserta hewan dan tumbuhan yang ada di dalam nya.Sebagai dampak kerusakan hutan yang akan di rasakan oleh masyarakat terutama anak anak sebagai generasi penerus bangsa, yang wajib di pantau tumbuh kembang nya.” tegas ibu Sri Kurniasih dalam sambutannya.
Bapak Edi Purwono juga menyampaikan pada masyarakat untuk peduli terhadap alam dan lingkungan sekitar terutama keamanan hutan agar hutan tetap lestari, jangan sampai ada tangan – tangan jahil merusaknya.
Acara di tutup dengan doa bersama, dengan harapan Tahun depan harus lebih baik dari pada tahun sebelumnya.