Pesawat Flying-V sukses dalam uji coba penerbangan pertamanya. Pesawat ini diharap dapat menghemat bahan bakar.
Diberitakan CNN, Rabu (9/9/2020) seperti namanya, pesawat ini berbentuk huruf V tidak seperti pesawat konvensional pada umumnya. Nantinya, traveler bisa diangkut di bagian sayapnya.
Tak hanya penumpang yang akan ditempatkan di bagian sayap, ruang kargo hingga tangki bahan bakar pun akan berada di sana. Flying-V yang aerodinamis diharapkan bisa menghemat bahan bakar hingga 20% dibanding pesawat yang ada saat ini.
Para ahli telah menguji model pertama pesawat futuristik itu. Ukuran Flying-V yang diuji memiliki berat 22,5 kg dengan panjang 3 meter.
Pesawat Flying-V ini dikembangkan oleh para peneliti di Delft University of Technology di Belanda. Maskapai KLM jadi mitranya, diharap pesawat yang sangat dinanti-nantikan itu akan memulai tahap perkembangan selanjutnya.
Sebuah tim peneliti dan insinyur menguji pesawat Flying-V di sebuah pangkalan udara Jerman. Tim ini juga bekerja dengan tim Airbus untuk menguji lepas landas, manuver serta pendaratannya.
“Salah satu kekhawatiran kami adalah bahwa pesawat ini mungkin mengalami kesulitan untuk lepas landas, karena perhitungan sebelumnya menunjukkan bahwa faktor rotasi bisa menjadi masalahnya,” kata Roelof Vos, asisten profesor di fakultas teknik kedirgantaraan Universitas Teknologi Delft, yang memimpin proyek tersebut dalam sebuah pernyataan.
“Tim mengoptimalkan pesawat model dalam penerbangan ini untuk mencegah masalah tersebut. Anda perlu terbang untuk tahu secara pasti,” katanya.
Tim ini mengendalikan pesawat Flying-V dari jarak jauh. Para peneliti berhasil membuat pesawat ini lepas landas dengan kecepatan 80 km per jam. Kecepatan, sudut, dan daya dorong pesawat sudah sesuai rencana, catat mereka.
Para ahli bekerja keras untuk mengoptimalkan pesawat. Untuk meningkatkan telemetri, tim terpaksa mengubah pusat gravitasi pesawat dan menyesuaikan antenanya.
Masih ada pekerjaan yang harus dilakukan, menyempurnakan pesawat, sebelum Flying-V bisa terbang dengan penumpang di dalamnya. Peneliti mengatakan bahwa uji terbang menunjukkan bahwa desain pesawat saat ini memungkinkan terlalu banyak ‘Dutch roll’ yang menyebabkan pendaratannya menjadi kasar.
Para ahli berencana untuk menggunakan data yang dikumpulkan dari uji terbang Flying-V ini untuk model aerodinamis pesawat. Ini memungkinkan mereka memprogramnya dalam simulator penerbangan untuk pengujian di masa mendatang.
Tim akan melakukan lebih banyak tes pada model tersebut dan berharap bisa menggunakan bahan bakar ramah lingkungan bagi Flying-V. Ini mengingat desain pesawat tersebut cocok untuk mengkonsumsi hidrogen cair daripada minyak tanah.
𝗗𝗶𝗹𝗮𝗻𝘀𝗶𝗿 𝗱𝗮𝗿𝗶: