BAZNAS Resmikan Balai Ternak di Kabupaten Gresik

GRESIK – Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) meresmikan Program Balai Ternak di Desa Kertosono, Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik, Jumat (11/10), yang diresmikan Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS, Irfan Syauqi Beik dan Wakil Bupati Gresik Mohammad Qosim.

Balai ternak tersebut merupakan salah satu program pemberdayaan BAZNAS dengan menggunakan dana zakat, infak dan sedekah yang ditunaikan oleh para donatur untuk meningkatkan kesejahteraan para peternak kecil.

Program ini memadukan konsep pembibitan dan penggemukan ternak dengan pemberdayaan masyarakat  petani dan peternak kecil. Balai ternak di Gresik ini adalah program ke-8 BAZNAS yang sudah tersebar di berbagai kota.

Balai ternak dikelola dua kelompok ternak di Desa Bangeran, Kecamatan Dukun dan di Desa Kertosono, Kecamatan Sidayu. Penerima manfaat merupakan warga miskin yang terverifikasi Studi Kelayakan Peternak Mustahik (SKPM).

Baca Juga  Kapolres Gresik Bersama Forkopimda Pantau Pelaksanaan Vaksinasi Gotong Royong

Irfan Syauqi mengatakan kelompok ternak terbentuk setelah dilakukan Pelatihan Dasar Kelompok (PDP) yang diikuti oleh semua calon anggota kelompok. Kelompok inilah yang akan menaungi para peternak penerima manfaat program.

Jumlah ternak yang sudah disalurkan ke  Balai Ternak sebanyak 329 ekor yang terdiri dari pejantan, induk dan bakalan. Dari hasil budidaya ini diharapkan selama pemeliharaan dua tahun dapat menghasilkan anak minimal 588 ekor.

Selain memberikan aset produktif berupa ternak domba, kambing dan sapi untuk dikelola dan dikembangkan secara berkelanjutan, BAZNAS juga aktif melakukan pendampingan secara intensif selama minimal dua tahun.

“Konsep pemberdayaan meliputi pendampingan yang melibatkan peternak kecil sebagai subyek agar mereka mampu memberdayakan dirinya dan keluarganya,” kata Irfan.

Baca Juga  Meski Paling Dekat Matahari, Merkurius Bukanlah Planet Terpanas! Planet Apa yang Paling Panas di Tata Surya

Pendamping tinggal di lokasi program bersama para peternak. Sehari-hari para pendamping akan menjadi motivator, fasilitator, dan mediator untuk mengembangkan masyarakat dalam hal teknis beternak, kelembagaan, organisasi, mental spiritual, dan pengembangan agribisnis.

Dengan adanya pendampingan tersebut, Irfan menargetkan bisa mewujudkan kemandirian masyarakat dari tiga sisi yakni kemandirian ekonomi, kemandirian kelembagaan dan kemandirian spiritual.

“Tidak berhenti di hulu, pengembangan usaha kelompok juga ke hilir melalui penjualan setiap tiga bulan sekali, seperti penjualan sate, catering, penjualan pakan ternak, penjualan kompos dan pupuk cair, penjualan produk olahan hasil ternak seperti bakso, rendang, dendeng, abon dan sosis,” katanya.