Terbengkalainya ratusan hektare lahan perusahaan BUMN di Kabupaten Gresik, menjadi menjadi beban daerah. Untuk itu, pemerintah daerah siap membidik aset tersebut agar lebih bermanfaat.
Hal itu terungkap dalam podcast Komunitas Wartawan Gresik kolaborasi dengan Dinas Komunitas dan Informatika bersama Bagian Protokol Komunikasi Pimpinan (Prokopim).
Kegiatan yang menghadirkan narasumber Bupati Fandi Akhmad Yani serta host wartawan Surabayapost.id, Masduki berlangsung gayeng dan menggelitik.
Bupati Yani menyampaikan jika wilayahnya memiliki potensi mendapatkan PAD dari sektor pemanfaatan aset BUMN, salah satunya milik PT Semen Indonesia.
“Banyak aset perusahaan BUMN termasuk milik Semen Indonesia yang terbengkalai, bahkan tidak tercatat, sayang sekali jika dibiarkan,” katanya dalam Podcast yang disiarkan langsung di YouTube Suara Gresik pada Sabtu (28/1/2023).
Lahan terbengkalai tersebut, membuat pemerintah daerah memiliki beban sosial. Misalnya, keberadaan warung remang-remang di Jalan Fatimah Binti Maimun. Warung tersebut ternyata berdiri di lahan Semen Indonesia.
“Coba berfikir selama ini aset tak jelas dan tak terurus salah satunya di Jalan Fatimah Binti Maimun, tumbuh subur warung remang-remang. Bayangkan saja, Satpol PP operasi kesana kan pakai anggaran APBD, itu menjadi beban daerah,” ujarnya.
Bupati milenial ini menyoroti ratusan hektare lahan eks galian tambang yang dibiarkan terbengkalai. Jika memang sudah tak termanfaatkan, seharusnya bisa didata menjadi aset mereka yang sah.
Bupati pun berasumsi, jika lahan menjadi aset mereka dan memiliki hak atas tanah. Maka setidaknya daerah akan sedikit mendapatkan manfaat dari pembayaran pajak bumi bangunan (PBB) dan BPHTB.
“Masih banyak bekas galian, oke lah dulu minerba diambil jadi bahan baku semen, sekarang kan tidak produksi, urus saja, sertifikatkan saja, setidaknya kami akan menerima manfaatkan dari pajak. Kalau gak bisa serahkan ke negara saja,” ujarnya.
Pria yang akrab disapa Gus Yani menambahkan, sampai saat ini Semen Indonesia hanya membayar pajak Rp8,7 Miliar dengan 23 titik aset lahan.
“Dan itu tidak realistis, kan lahannya banyak diperkirakan ada ratusan hektare,” terangnya.