Surabaya – Berdasarkan asesmen Kemenkes, Surabaya sudah masuk level 1. Namun berdasarkan Kemendagri atau PPKM, Surabaya masih berada di level 3.
Perbedaan level itu dikarenakan PPKM melihat Surabaya merupakan bagian daerah aglomerasi atau Surabaya Raya yang terdiri dari Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo. Level 3 PPKM masih disandang tiga daerah itu karena capaian vaksinasi Gresik dan Sidoarjo masih terbilang rendah dibanding Surabaya yang sudah tinggi.
Surabaya pun tak tinggal diam melihat vaksinasi di kota penyangganya belum mencapai 50% sebagai syarat untuk masuk ke PPKM level 2. Pemkot Surabaya pun membantu Gresik dan Sidoarjo melakukan percepatan vaksinasi.
“Untuk menciptakan kekebalan komunal, wilayah aglomerasi ini harus dijaga. Surabaya alhamdulilah sudah OK. Pak Wali (Eri Cahyadi) menyampaikan harus gotong royong menyelesaikan pandemi ini. Karena itu beliau gotong royong melakukan percepatan untuk menurunkan level di wilayah aglomerasi,” ujar Kabag Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara kepada detikcom, Rabu (22/9/2021).
Febri mengatakan upaya Pemkot Surabaya menurunkan level PPKM adalah mengirimkan ratusan tenaga kesehatan ke Sidoarjo dan Gresik. Ada 300 nakes yang dikirim.
“Dengan mengirim nakes ke Sidoarjo, tidak mengurangi tenaga pemberian vaksin di Kota Surabaya. Vaksinasi di Surabaya tetap berlanjut dan tidak terganggu. Harapannya kalau sudah tercapai (tingkat vaksinasinya) maka akan ke Gresik,” kata Febri.
Febri menjelaskan bila diperlukan, maka Pemkot Surabaya akan menambah nakes lagi bila ada vaksinasi massal yang digelar.
“Ketika nanti ada vaksinasi massal, maka insyaallah kami akan kembali membantu dengan mengerahkan sekitar 600-700 Nakes,” lanjut Febri.
Febri menambahkan gotong royong percepatan vaksinasi di Sidoarjo dan Gresik, tidak hanya dilakukan Pemkot Surabaya saja. Namun polisi juga ikut serta. Polrestabes Surabaya ikut andil dengan mengerahkan mobil vaksin keliling.
“Gotong royong ini tidak hanya dilakukan oleh Pemkot Surabaya saja. Tapi juga dengan Polrestabes Surabaya dengan menggunakan mobil vaksin, sehingga pergerakan bisa lebih cepat,” tandas Febri.
Sumber: