Endorsement semacam ini memang lazim dilakukan di media sosial dan platform konten seperti YouTube. YouTuber lain memiliki cara berbeda untuk memperoleh pendapatan di luar sekadar iklan AdSense.
Jake Paul, misalnya, menjual berbagai merchandise di kanal YouTube miliknya. YouTube memang menyediakan saluran khusus bagi YouTuber untuk menjual merchandise.
Namun, hanya YouTuber tertentu yang bisa menggunakan layanan ini. Syaratnya, ia harus memiliki minimal 10.000 subscriber, tidak melanggar pedoman YouTube, dan mengikuti YouTube Partner Program. Layanan ini juga belum merambah ke Indonesia, baru tersedia di 18 negara saja.
Di Indonesia, beberapa YouTuber juga menjual produk buatan mereka, seperti T-Shirt atau make up, meski tanpa memanfaatkan layanan merchandise YouTube. Selain mendapatkan pendapatan dari penjualan merchandise, YouTuber juga bisa menerima merchandise gratis dari vendor. Merchandise ini memang tidak berwujud uang, tapi nilai barang yang diterima biasanya cukup berharga. Peter McKinnon, sinematografer yang terjun ke dunia YouTuber, seringkali menampilkan video yang mengulas produk gratisan dari para vendor.
Konten berbayar
Para YouTuber juga sering mendapatkan pesanan untuk membuat konten berbayar. Biasanya, mereka diminta untuk membuat review atau ulasan sambil memperkenalkan fitur-fitur atau keunggulan dari produk yang mereka ulas.
Produk yang ditawarkan bisa jadi berbeda dengan audiens kanal YouTube tersebut. Ini berbeda dengan ketentuan AdSense yang membutuhkan kesesuaian antara konten dan penonton.
Apakah akan menerima tawaran konten berbayar atau tidak, keputusan itu tentu terserah sang pemilik kanal.
Misalnya, kanal YouTuber Minority Mindset pernah ditawari 150.000 dollar AS (Rp 2,1 miliar) untuk konten berbayar soal cryptocurrency, tetapi mereka tolak lantaran merasa tak cocok untuk disajikan ke pentontonnya.
Honor untuk konten berbayar memang bisa bernilai cukup besar. Menurut The Economist, YouTuber dengan subscriber di kisaran 100.000 rata-rata menghasilkan 12.500 dollar AS (Rp 177 juta) dari konten berbayar.
Nilai ini tentu lebih besar dibanding pendapatan YouTuber pemilik 2 juta subscriber, tapi hanya mengandalkan AdSense, seperti diceritakan Shcmoyer tadi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Bukan dari Iklan, Begini Cara YouTuber Meraup Pendapatan Besar”, https://tekno.kompas.com/read/2019/08/23/20580077/bukan-dari-iklan-begini-cara-youtuber-meraup-pendapatan-besar?page=all.
Penulis : Wahyunanda Kusuma Pertiwi
Editor : Oik Yusuf