Gresik – PETROKIMIA Gresik memperoleh penghargaan Industri Hijau Level 5 dari Kementerian Perindustrian atas upaya pengelolaan lingkungan yang baik.
Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo mengungkapkan, pihaknya selama bertahun-tahun memang telah menerapkan proses produksi ramah lingkungan melalui penggunaan teknologi yang efisien.
“Petrokimia Gresik senantiasa menerapkan prinsip industri hijau secara konsisten guna meningkatkan daya saing usaha. Selain itu, kami juga menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian lingkungan hidup sehingga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat,” ujar Dwi melalui keterangan resmi Rabu (1/12).
Secara rinci, ia menjabarkan tiga program unggulan yang membuat Petrokimia Gresik mengantongi penghargaan Industri Hijau Level 5.
Pertama, pengendalian pencemaran emisi NH3 (Amoniak) melalui inovasi alat ‘The New X-Scrubber System’. Alat tersebut mampu mereduksi emisi NH3 di Pabrik ZA I.
Selain dapat mencemari lingkungan dan berpotensi menimbulkan komplain dari masyarakat sekitar,
Sebagaimana diketahui, jika tidak ditangani dengan baik, NH3 yang lepas di udara bisa mencemari lingkungan. Selain itu, pelepasan tersebut juga menjadi kerugian tersendiri bagi perusahaan karena bahan baku yang terbuang ke atmosfir.
“Sehingga inovasi ini tidak hanya mampu melindungi lingkungan sekitar dari pencemaran udara, tetapi juga mampu meningkatkan daya saing usaha. Semakin sedikit emisi NH3 yang lepas ke udara, semakin banyak jumlah bahan baku yang dapat digunakan untuk proses produksi,” jelasnya.
Kedua, perseroan juga mampu memanfaatkan air limbah sebagai air scrubber di unit Pupuk Fosfat I. Dengan demikian, limbah yang mestinya dibuang mampu memberikan nilai tambah bagi perusahaan.
Ketiga, Petrokimia Gresik juga menerapkan pembangunan berkelanjutan melalui program konservasi mangrove di sejumlah daerah, salah satunya Pusat Restorasi dan Pembelajaran Mangrove (PRPM) Mengare.
PRPM Mengare merupakan program pemberdayaan masyarakat pesisir Desa Tanjung Widoro, Kabupaten Gresik, melalui konservasi ekosistem.
Hasilnya, tidak hanya mampu mengurangi laju abrasi, program itu juga meningkatkan produktivitas perikanan dan menciptakan alternatif lapangan kerja melalui ekowisata pesisir terpadu.
Pengembangan ekowisata mangrove juga dijalankan Desa Sukorejo yang kini sudah menjadi destinasi wisata baru di Gresik.
Selain itu, Petrokimia Gresik juga berkontribusi dalam pembangunan Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) Mangrove Ujungpangkah hingga mendapat apresiasi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di awal tahun ini.
“Berbagai upaya tersebut merupakan wujud nyata komitmen Petrokimia Gresik untuk terus tumbuh dan berkembang bersama masyarakat,” tandas Dwi.
Sumber: