Bawean Gresspedia – Tidak tersedianya dokter bedah kandungan di Pulau Bawean, Gresik mengakibatkan seorang bayi meninggal saat berada di dalam kandungan ibunya. Peristiwa tersebut terjadi pada Sabtu (4/1/2020) lalu.
Kepala Desa Lebak, Kecamatan Sangkapura, Bawean, Fadal, membenarkan peristiwa tersebut menimpa salah satu warganya yang bernama Ernawati (24). Ia mengalami kehamilan tidak normal dimana posisi kepala bayi berada di atas.
Menurutnya, sejak Rabu (1/1/2020), Ernawati mulai merasakan sakit karena usia kehamilannya sudah tua. Kemudian oleh suaminya diantar ke puskesmas terdekat.
Setelah dirawat di puskesmas, bidan yang bertugas memberitahu jika Ernawati sudah saatnya melahirkan namun kesulitan melahirkan akibat posisi kepala bayi berada di atas.
“Selain itu ukuran bayinya juga tergolong besar katanya bidan,” kata Fadal, Selasa (7/1/2020).
Pasien kemudian dirujuk ke RSU Umar Masud Bawean untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut bagi proses persalinannya.
Saat datang ke rumah sakit, pasangan suami istri (pasutri) ini diberitahu jika tidak ada dokter bedah kandungan.
“Kalau dokter kandungannya ada. Tapi dokter yang bisa operasi kandungan di RSU Umar Masud kontraknya telah habis sejak Oktober 2019. Dan hingga kini belum ada penggantinya. Bu Erna kemudian dirujuk ke salah satu rumah sakit yang berada di Jawa,” terangnya.
Kapal cepat di Bawean yang menjadi transportasi utama bagi warga untuk bepergian ke Jawa sedang tidak beroperasi karena terkendala cuaca buruk.
“Sejak Jumat (3/1) lalu, kapal cepat Bawean menuju Gresik tidak beroperasi karena cuaca buruk yang membuat gelombang laut tinggi. Dan karena berbagai kendala tersebut akhirnya bayi dalam kandungan Bu Erna meninggal di dalam perut,” beber Fadal.
Karena belum ada kejelasan jadwal kapal yang berangkat menuju ke Gresik, hingga kini Ernawati masih mengandung bayinya yang telah meninggal di dalam perutnya.
Pasien masih tergeletak lemas di RSU Umar Masud Bawean dan menunggu jadwal kapal yang berangkat.
“Kabarnya hari ini ada kapal yang berangkat dari Gresik menuju Bawean. Kami berharap begitu sampai di Bawean kapal tersebut bisa langsung kembali ke Gresik mengangkut Bu Erna dan warga lainnya yang hendak pergi ke Pulau Jawa,” harapnya.
Salah satu anggota DPRD Gresik Dapil Bawean, Musa mengaku prihatin atas peristiwa yang menimpa Ernawati dan bayinya.
“Memang di Bawean telah dibangunkan rumah sakit oleh pemerintah. Namun sepertinya permasalahan tenaga medis masih belum menjadi fokus bagi pemerintah. Dan kami tidak akan berhenti untuk menyuarakan hal ini,” kata Musa.
Diharapkan, Bupati Gresik Sambari Halim Radianto segera berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik untuk mencari solusi bagi permasalahan ini.
“Saya memahami mencari dokter spesialis yang mau ditugaskan di Bawean itu tidak mudah. Tapi apa tidak ada opsi lain, misalnya dalam seminggu mereka tinggal 3 hari di Bawean atau syukur kalau bisa menetap,” pungkasnya.