Salah satu karya budaya yang ditetapkan itu adalah Okol Desa Setro yang berasal dari Desa Setro, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik. Okol Desa Setro merupakan pertunjukan adu ketangkasan dalam bela diri berteknik pegangan dan bantingan yang mengandung nilai spiritual sebagai ucapan rasa syukur.
Okol berasal dari istilah srokol-srokolan. Sejarah okol dimulai ratusan tahun lalu (sekitar awal abad 19), desa Setro dilanda kemarau panjang, sehingga ladang menjadi kering, tumbuhan banyak yang mati, bahkan hewan ternak pun kesulitan mencari makan. Kemudian pemimpin desa, cah angon (penggembal) dan warga desa mengadakan doa bersama.
Atas kehendak Tuhan YME, beberapa hari kemudian hujan turun sehingga warga bisa kembali bercocok tanam,tumbuhan segar kembali, dan hewan ternak bisa mendapat makanan. Saking bahagianya karena hujan turun cah angon (penggembala) saling berpelukan dan mendorong (srokol-srokolan) di atas jerami / damen hasil panen dengan maksud meluapkan kegembiraan dan rasa syukur kepada Tuhan YME. Kemudian kata srokol-srokolan lebih dikenal warga dengan sebutan okol. Dan tradisi tersebut dilaksanakan hingga sekarang.
Pada saat sekarang, Okol dilaksanakan masyarakat di atas jerami (damen) yang melibatkan sepasang petarung secara bergantian, masing – masing didampingi oleh seorang pelandang (wasit). Dalam pertandingan tersebut juga diberlakukan beberapa aturan untuk menghindari efek negatif diantaranya dilarang meninju lawan, mengangkat tubuh lawan, serta mencederai lawan dengan membelitkan kaki.
Sebelum bertanding peserta dipakaikan selendang dan ikat kepala. Arena pertandingan pun dibuat sedemikian rupa supaya warga atau pengunjung bisa dengan mudah melihat pertunjukan. Pertandingan dilakukan di atas panggung yang diberi pengaman berupa jerami atau damen yang dilapisi karung goni. Sekeliling panggung pun diberi tali supaya aman.
Dalam pelaksanaannya Okol Desa Setro tidak dapat dipisahkan dengan sedekah bumi di desa Setro, kecamatan Menganti, kabupaten Gresik. Acara ini biasanya dilaksanakan setelah panen (antara bulan Agustus, September atau Oktober, tapi lebih sering diadakan pada bulan Oktober).
Sumber : Disparbud Kabupaten Gresik