Sejarah Gas Air Mata, Pertama Kali Digunakan dalam Perang 1914

Ilustrasi foto gas air mata

Agustus 1914, para tentara Perancis menembakkan granat berisi gas kepada prajurit Jerman di kawasan perbatasan. Perang yang disebut sebagai “Battle of the Frontiers” itu menjadi momen di mana gas air mata digunakan di berbagai belahan dunia.

Granat berisi gas tersebut merupakan buah karya ahli kimia Perancis. Tujuan dibuatnya granat tersebut adalah untuk mengendalikan huru-hara, dan itu tidak berubah sampai saat ini.

Situs berita The Atlantic mengatakan, granat berisi gas tersebut digunakan untuk membuat mundur barikade. Gas tersebut menimbulkan beragam reaksi seperti sakit mata, masalah pernafasan, iritasi kulit, pendarahan, bahkan kebutaan. Granat berisi gas tersebut kemudian dikenal sebagai tear gas (gas air mata), atau lachrymator.

Baca Juga  Siasat Raja Brawijaya Agar Rakyat Gresik yang Muslim tidak Berontak

Situs Encyclopedia Britannica mengatakan bahan utama dalam gas air mata adalah halogen sintetis, cairan yang bisa ditembakkan lewat beberapa senjata seperti granat dan spray.

Semenjak ditemukan, keberadaan gas air mata menjadi “musuh” bagi para tentara. Hampir bisa dipastikan para tentara akan meninggalkan pimpinan dan jenderalnya saat ditembakkan gas air mata.

Demonstran di Alun-alun Taksim, Istanbul, Turki, mengembalikan gas air mata pada polisi..

Demonstran di Alun-alun Taksim, Istanbul, Turki, mengembalikan gas air mata pada polisi.. (Zika Zakiya)

Adalah Amos Fries, pemimpin dari Chemical Welfare Service US Army mengembangkan teknologi agar gas air mata bisa digunakan tak hanya di medan perang. Dia pula yang membayar pengacara dan pebisnis untuk membuat pasar komersial gas air mata dan mempublikasikannya lewat media massa.

“Lebih mudah dihadapkan dengan peluru dibanding dengan gas yang tak kasat mata,” begitu katanya saat itu.

Baca Juga  13 Misteri Tenggelamnya Titanic yang Mungkin Tak akan Pernah Bisa Dipecahkan, Salah Satunya soal 'Kapal Ketiga'

Kini, gas air mata hampir selalu digunakan oleh pihak berwenang untuk meredakan demonstrasi. Semua itu dimulai usai Perang Dunia I berakhir.